Di Lombok Nusa Tenggara Barat, ketupat tidak hanya dijadikan hidangan
namun juga sebagai salah satu media dalam pelaksanaan tradisi lebaran.
Masyarakat Lombok khususnya suku Sasak melaksanakan tradisi Perang
Ketupat dalam perayaan Lebaran ketupat.
Lebaran ketupat sendiri merupakan sebuah rangkaian tradisi masyarakat
Lombok dalam merayakan Hari Raya Idul Fitri. Lebaran ketupat biasanya
dilaksanakan seminggu setelah lebaran, tepatnya setelah selesainya puasa
Syawal. Lebaran ketupat dilaksanakan warga kota Mataram dengan
melakukan serangkaian ritual keagamaan seperti berziarah ke makam para
Wali diantaranya Makam Bintaro dan Makam Loang Balok.
Setelah usai dengan ziarah, biasanya masyarakat berbondong-bondong
menyusuri Pantai Tanjung Karang – Mapak sambil membawa menu hidangan
lebaran seperti ketupat, pelalah ayam, daging, opor telur, pakis, urap,
pelencing kangkung dan makanan khas Lombok lainnya. Mereka menyusuri
pantai lalu bersama-sama menikmati hidangan yang mereka bawa disepanjang
pesisir pantai, sambil menikmati pertunjukan musik tradisional Lombok.
Setelahnya, tiba saatnya perang topat atau perang ketupat di mulai.
Perang ketupat dilaksanakan dengan saling melemparkan potongan ketupat
antar peserta. Uniknya, peserta perang ketupat bukan hanya masyarakat
muslim Lombok, namun juga dari masyarakat Hindu di Lombok. Konon tradisi
perang ketupat antara umat muslim Lombok dengan umat Hindu Lombok ini
sudah turun temurun dari sang Raja. Tradisi ini konon bertujuan untuk
membina kerukunan umat beragama antara muslim dan hindu di Lombok.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar for this post